Tim Burton's The Nightmare Before Christmas
Tim Burton's The Nightmare Before Christmas adalah sebuah film animasi yang disutradarai oleh Henry Selick dan diproduseri oleh Tim Burton pada tanggal 29 October 1993. Film ini menceritakan tentang Jack Skellington, makhluk dari "Kota Halloween" yang membuka portal menuju "Kota Natal". Danny Elfman mengisi suara Jack sementara pengisi suara untuk beberapa tokoh lainnya adalah Chris Sarandon, Catherine O'Hara, William Hickey, Ken Page, dan Glen Shadix.
The Nightmare Before Christmas adalah karya pertama Burton yang mengenalkan kita kepada dunia fantasi kegelapan dalam impiannya. Menggunakan teknik stop-motion (ini adalah film layar lebar pertama yang menggunakan teknik ini) film ini menjadi cult hit di seluruh dunia. Burton dipuji-puji karena kebrilianannya, dan karakter Jack Skellington menjadi satu ikon panutan bagi para kalangan gothic dan mereka yang suka nuansa-nuansa kegelapan. Disney juga terus menghidupkan franchise ini dengan memasukkan dunianya ke dalam video game Kingdom Hearts II. Seakan-akan semua itu tidak cukup membuktikan bagaimana larisnya film ini, tahun lalu film ini dirilis dalam versi 3Dnya yang bisa dinikmati di theater-theater tertentu di Amerika menyambut natal.
Berapa banyak perayaan yang kita kenal di dunia? Mulai dari natal, paskah, sampai halloween sekalipun. Konon jauh di dalam sebuah hutan, ada berbagai pohon magis yang menjadi portal menuju kota-kota di mana perayaan tersebut lahir. Jack Skellington dikenal sebagai Pumpkin King dan semua orang di Halloween Town mengenalnya sebagai seorang penebar teror yang hebat. Tidak ada perayaan Halloween di kota itu bisa sukses tanpa kehadiran Jack - dan Halloween kali ini bukan perkecualian. Perayaannya sukses besar dengan klimaks yang dieksekusi secara sempurna oleh Jack. Ia tahu ia perlu sebuah tantangan baru. Tetapi apakah itu?
Dalam pencariannya, Jack Skellington tanpa sadar berjalan ke arah para pohon liburan. Begitu banyak pohon-pohon unik dan aneh di sana. Bergambar telur, kelinci, dan berbagai macam, tetapi yang paling menarik perhatian Jack adalah sebuah gambar pohon cemara yang dipenuhi lampu-lampu indah. Jack mendadak saja tersedot ke dalamnya dan menyadari kalau ia muncul di sebuah tempat yang aneh. Tidak lain tidak bukan: Christmas Town. Jack langsung kesengsem dengan keindahan dari natal yang begitu berbeda dari Halloween. Natal begitu putih, damai, dan indah, dan Jack ingin membawa tradisi itu ke Halloween Town. Ia langsung sadar bahwa inilah yang diperlukan untuk mengubah rutinitas membosankan yang selama ini mereka lakukan.
Sayangnya, sesulit apapun Jack berusaha menjelaskan apa itu natal, penduduk Halloween Town mengalami kesulitan untuk mengerti hal ini. Jack berusaha terus menganalisa apa yang salah sehingga natal tidak bisa dimengerti oleh penduduk kota Hallowen
Ide yang semula berasal dari cerita Tim Burton ini sebenarnya sangatlah unik - tetapi sayangnya gagal dieksekusi secara matang. Kenapa? The Nightmare Before Christmas kebanyakan berisi scene berisi nyanyian di sana-sini, sehingga rasanya seperti menonton cerita drama musikal. Walhasil, interaksi antar karakternya terasa kurang terbangun. Ambil saja contoh hubungan Jack dan Sally, sang frankenstein wanita. Hubungan romantis keduanya terasa dipaksakan - mengingat hampir keseluruhan cerita berisi tentang bagaimana hubungan Sally dan Jack bertepuk sebelah tangan.
Kelemahan dalam bidang cerita ini memang merupakan kelemahan fatal yang membuat The Nightmare Before Christmas terasa begitu melelahkan untuk ditonton walau hanya berdurasi 76 menit (pendek sekali, untuk ukuran film animasi sekalipun), untung saja ia superior di bidang lainnya. Konsep yang diusung misalnya sangat orisinil dan memang hanya bisa hadir dari kepala seorang Tim Burton. Lagu-lagu yang dinyanyikan dalam film ini seperti: This is Halloween atau What’s This? garapan Danny Elfman sangat memorable. Perhatikan juga lirik-liriknya yang sangat cerdas, menyentil, dan digarap dengan puitis!
Atmosfir yang hadir sepanjang film juga luar biasa: Christmas Town memang indah dan penuh dengan salju, tetapi kejeniusan utama film ini ada pada setting Halloween Town. Berbagai jenis makhluk menyeramkan dan mengerikan dari dunia dongeng muncul dengan berbagai balutan. Sang walikota tampak bodoh dengan dua muka yang bisa dibolak-balik. Sally sang frankenstein nampak cantik (untuk ukuran monster) dan Jack kelihatan cool (sekali lagi untuk ukuran monster). Oogie Boogie sang hantu juga tampil sebagai villain sadis sekaligus sinting. Dan siapa bisa lupa dengan gaya artistik di mana Jack berdiri dengan latar bulan di belakangnya?
Kamis, 11 Maret 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
judul lagunya apa aj sih?
Posting Komentar